“mah, jadi jemput aku gak sih?”Aku menengadah ke atas sambil nelpon, aku lagi berdiri disamping gerbang sekolah, sekolah udah pulang.Aku liat langit mendung, pasti ujan.Diseberang sana, mama kayaknya lagi sibuk nyiapin makan siang, tapi aku tetep keukeuh buat dijemput sama dia.Aku lipatkan tanganku yang satunya, yang satunya lagi megangin hp yang lagi aku pake nelpon mama.Satu-demi satu anak-anak SMA nusantara Bangsa dijemput pulang.Ada yang dijemput supir, ayahnya, ibunya (aku biasanya gitu!), ada yang dijemput cowoknya(aku belum pernah, dan pengen banget buat yang ini!!!), dan ada yang dijemput ama Om-Om!!(Oh No!!!ini yang gak aku inginkan!!!).
“Mama gak bisa sayang, lagi sibuk bikin makan siang nih.Naik angkot ajah ya?CCrrreeeSSShhhh!!!”Mama pasti lagi didepan penggorengan, suara minyak panasnya kedengeran.Kututup telpon, aku menghentakan kedua kaki ku, dan oh...gerimis!!!Aku cepat berlari kea rah halte, supaya gak kehujanan, langkahku kurang cepat, air hujan tanpa ijin membasahi baju seragamku.Sesampai di halte, sudah banyak orang yang berteduh. Atau menunggu angkutan?Gak tahu, aku segera bergabung dengan mereka, yang pasti aku berteduh, kalo mood ya nunggu angkutan.
“hey Din, ngapain kamu disini?”Tanya salah seorang yang berteduh disana.Dia Tio, temen sekelas aku.Aku usapkan kedua telapak tanganku yang menyilang ke bahu, udaranya dingin.
“neduh lah,”Aku duduk disalah satu bangku yang kosong, berjarak dua bangku dari Tio, Tio ikut duduk.
“Tumben banget,”Tio membungkukan badannya, dengan kedua tangan yang menahan dip aha Tio.”Biasanya ama nyokap!”Tio melirikku, aku tersenyum.Iya, biasanya gitu, kataku membatin
“Nyokap lagi sibuk, terpaksa deh naik angkutan.”kataku sedikit memelas, tapi tio gak sadar.Ia bangkit berdiri, kayaknya mobil angkutan datang, aku naik gak ya?
“mobilnya udah datang tuh, mo sekalian?”Tio berbicara didepanku beberapa meter, ia udah ada dipintu mobil.Aku duduk sambil menggeleng, masih gak yakin kalo pulang naik angkot.Tio ngerti, ia melaimbaikan tangan padaku, lalu masuk mobil.Aku balas lambaian, yang artinya ‘hati-hati ya!!!’.
Sumpah, sebenernya aku belum siap untuk naik angkutan umum, ngeliat Tio yang tadi sempet kebingungan nyari tempat duduk, udah gak kebayang kalo kejadian ma aku, mungkin aku akan teriak dalam angkot.Aku sejenak melamun, gak sadar di halte itu cuman sendiri, bunyi air hujan yang menimpa atap halte, yang sekaarang menjadi temanku, aku tak pedulikan.Hampir tiap angkutan yang berhenti, aku tolak.Come on, apa gak ada cowok yang mau nganter seorang tuan putri pulang?
“Hy Din, ,”Sapaan itu dating dari sebuah mobil yang berhenti didepanku,kayaknya aku kenal ma mobil yang sekarang si empunya keluar ini, Ali???
“Hy, , ,”balasku, kaku.Aku sedikit menggeser pantatku seberapa jauh, member ruang untuk Ali duduk disampingku, tapi ternyata dia gak duduk.
“Ngapain kamu disini?”
“Keliatannya?”Aku memerhatikan sendiri tubuhku, Ali ikut memerhatikanku, dia manggut-manggut.
“Nyokap lo gak jemput?”
“Gak, ,”Aku silangkan kaki kananku, kesel duduk terus.Hujan masih cukup lebat, ku tumpangkan dagu ku dengan tangan kanan.Melamun.
“Lalu, kamu pulang gimana?”
“Gak tau.”Aku masih memandang jalan, Ali menghirup napas.Rasanya udaranya seger, aku ikut menghirup napas, panjang, sampai aku menutup mata.Ups, itu judul lagu,hahahaha.
“Gimana kalo aku anterin kamu?”Ali melangkah kedepan, mengulurkan tangannya.KAlo aku perhatiin, ini seperti adegan seorang cowok yang lagi ngelamar seorang cewek.Romantis banget!!!!!Mendung, ujan rintik-rintik, Cuma berdua lagi.Semoga nanti, calon suamiku saat melamar, kayak gini deh.Tapi bukan Ali pastinya, Don Juan sekolahku, weeekzzzz!!!!Aduh, kok aku cuekin Ali?tangannya masih terulur, kuangkat kepalaku, tangan kananku menerima uluran tangan Ali, daripada naik angkot.
“Gak ada yang ketinggalan?”Tanya Ali yang sedang menutup pintu mobil, aku menggelengkan kepala.Ali masuk ke mobil.
“Yakin?”Ali meyakinkan
“Ada, beberapa helai rambut aku yang jatuh, masih tertinggal di bawah bangku.”Aku betulkan tatanan rambutku, basah karena percikan air diatas mobil Ali.Ali menggeleng-gelngkan kepala.Mobil pun langsung melaju ke tempat tujuan, ke rumahku.
“Thanks ya udah nganterin aku!”pipi Ali yang cuby itu aku cubit, dikit.Dia senyum keGRan, kayaknya.Pantes cewek-cewek kesemsem sama dia, senyumnya manis banget.Aku aja suka, tapi senyumnya ajah!!!
“Sama-sama tuan puteri Dini,”Ali masih tersenyum, lalu mencubit kecil pipi kiri ku.Ujan udah reda, aku persilahkan Ali untuk mampir dulu ke rumahku, sekedar minum atau apalah, yang penting aku udah beritikad baik.Saat aku ngobrol dengan Ali, mama menghampiriku dengan membawa telepon wireless.
“Aduh Dini, kamu ini ditelponin kok gak aktif sih?”Mama membelai rambut panjangku dengan tangan kirinya.
“Masa sih?”Lipatan di keningku tercetak jelas, kukembalikan ke asal, aku gak mau kulitku berkerut.Aku memandang Mama beberapa detik, Mama mengangkat bahu.Aku balik melirik Ali, masih tersenyum.Aku membuka tas dan memeriksa isinya, mulai dari resleting yang besar, sampai resleting kecil, tapi HP-ku gak ada, jangan-jangan ilang.Wajahku sudah panic, sekali lagi aku cari, sekarang Mama ikut membantu.Ali hanya jadi penonton, tetap dengan senyumnya.
“Gak ada, Ma!!”Aku merengek dipelukan mama.Perlu waktu dua bulan Hp itu bisa ku beli dengan uang saku ku sendiri.Mama mengusapkan tangannya ke punggungku, aku makin merengek.
“Kan tadi aku bilang, ada yang ketinggalan gak?”Tiba-tiba Ali ngomong disela aku sesenggukan, Ali memegang HP ku, lalu ia berikan ke tanganku.Aku berhenti menangis.
“Lho kok?”Sumpah, disitu muka ku terlihat kikuk dan bingung, kok HP ku ada ditangan Ali?MAsa Ali yang nyuri HP aku?Emang die kekurangan duit?Ali masih tersenyum.
“Ya bisa lah,”Ali sekali lagi mencubit pipiku, tapi sekarang yang sebelah kanan.Aku tak melawan, masih bingung.”HP kamu tadi di taroh di kursi halte kan?”
“Oh iya!!!Aku lupa”Satu tanganku melandas di kening, JEPLAK!!!!Bego!!!!”Makasih ya Li!!!”Aku melepaskan pelukan Mama, lalu ku peluk tubuh Ali yang wangi, dan selalu wangi.Aku gak tau, apakah ini trik Ali untuk mendapatkan perhatianku, atau memang dia tulus ngelakuin ini, aku gak mau memikirkan itu sekarang.Yang aku pikirkan, Ali telah menyelamatkan HP ku,hehehehe.Aku masih memeluk Ali, Ali menerima dengan senang hati(Ya iyalah!!!).
“Mama gak bisa sayang, lagi sibuk bikin makan siang nih.Naik angkot ajah ya?CCrrreeeSSShhhh!!!”Mama pasti lagi didepan penggorengan, suara minyak panasnya kedengeran.Kututup telpon, aku menghentakan kedua kaki ku, dan oh...gerimis!!!Aku cepat berlari kea rah halte, supaya gak kehujanan, langkahku kurang cepat, air hujan tanpa ijin membasahi baju seragamku.Sesampai di halte, sudah banyak orang yang berteduh. Atau menunggu angkutan?Gak tahu, aku segera bergabung dengan mereka, yang pasti aku berteduh, kalo mood ya nunggu angkutan.
“hey Din, ngapain kamu disini?”Tanya salah seorang yang berteduh disana.Dia Tio, temen sekelas aku.Aku usapkan kedua telapak tanganku yang menyilang ke bahu, udaranya dingin.
“neduh lah,”Aku duduk disalah satu bangku yang kosong, berjarak dua bangku dari Tio, Tio ikut duduk.
“Tumben banget,”Tio membungkukan badannya, dengan kedua tangan yang menahan dip aha Tio.”Biasanya ama nyokap!”Tio melirikku, aku tersenyum.Iya, biasanya gitu, kataku membatin
“Nyokap lagi sibuk, terpaksa deh naik angkutan.”kataku sedikit memelas, tapi tio gak sadar.Ia bangkit berdiri, kayaknya mobil angkutan datang, aku naik gak ya?
“mobilnya udah datang tuh, mo sekalian?”Tio berbicara didepanku beberapa meter, ia udah ada dipintu mobil.Aku duduk sambil menggeleng, masih gak yakin kalo pulang naik angkot.Tio ngerti, ia melaimbaikan tangan padaku, lalu masuk mobil.Aku balas lambaian, yang artinya ‘hati-hati ya!!!’.
Sumpah, sebenernya aku belum siap untuk naik angkutan umum, ngeliat Tio yang tadi sempet kebingungan nyari tempat duduk, udah gak kebayang kalo kejadian ma aku, mungkin aku akan teriak dalam angkot.Aku sejenak melamun, gak sadar di halte itu cuman sendiri, bunyi air hujan yang menimpa atap halte, yang sekaarang menjadi temanku, aku tak pedulikan.Hampir tiap angkutan yang berhenti, aku tolak.Come on, apa gak ada cowok yang mau nganter seorang tuan putri pulang?
“Hy Din, ,”Sapaan itu dating dari sebuah mobil yang berhenti didepanku,kayaknya aku kenal ma mobil yang sekarang si empunya keluar ini, Ali???
“Hy, , ,”balasku, kaku.Aku sedikit menggeser pantatku seberapa jauh, member ruang untuk Ali duduk disampingku, tapi ternyata dia gak duduk.
“Ngapain kamu disini?”
“Keliatannya?”Aku memerhatikan sendiri tubuhku, Ali ikut memerhatikanku, dia manggut-manggut.
“Nyokap lo gak jemput?”
“Gak, ,”Aku silangkan kaki kananku, kesel duduk terus.Hujan masih cukup lebat, ku tumpangkan dagu ku dengan tangan kanan.Melamun.
“Lalu, kamu pulang gimana?”
“Gak tau.”Aku masih memandang jalan, Ali menghirup napas.Rasanya udaranya seger, aku ikut menghirup napas, panjang, sampai aku menutup mata.Ups, itu judul lagu,hahahaha.
“Gimana kalo aku anterin kamu?”Ali melangkah kedepan, mengulurkan tangannya.KAlo aku perhatiin, ini seperti adegan seorang cowok yang lagi ngelamar seorang cewek.Romantis banget!!!!!Mendung, ujan rintik-rintik, Cuma berdua lagi.Semoga nanti, calon suamiku saat melamar, kayak gini deh.Tapi bukan Ali pastinya, Don Juan sekolahku, weeekzzzz!!!!Aduh, kok aku cuekin Ali?tangannya masih terulur, kuangkat kepalaku, tangan kananku menerima uluran tangan Ali, daripada naik angkot.
“Gak ada yang ketinggalan?”Tanya Ali yang sedang menutup pintu mobil, aku menggelengkan kepala.Ali masuk ke mobil.
“Yakin?”Ali meyakinkan
“Ada, beberapa helai rambut aku yang jatuh, masih tertinggal di bawah bangku.”Aku betulkan tatanan rambutku, basah karena percikan air diatas mobil Ali.Ali menggeleng-gelngkan kepala.Mobil pun langsung melaju ke tempat tujuan, ke rumahku.
“Thanks ya udah nganterin aku!”pipi Ali yang cuby itu aku cubit, dikit.Dia senyum keGRan, kayaknya.Pantes cewek-cewek kesemsem sama dia, senyumnya manis banget.Aku aja suka, tapi senyumnya ajah!!!
“Sama-sama tuan puteri Dini,”Ali masih tersenyum, lalu mencubit kecil pipi kiri ku.Ujan udah reda, aku persilahkan Ali untuk mampir dulu ke rumahku, sekedar minum atau apalah, yang penting aku udah beritikad baik.Saat aku ngobrol dengan Ali, mama menghampiriku dengan membawa telepon wireless.
“Aduh Dini, kamu ini ditelponin kok gak aktif sih?”Mama membelai rambut panjangku dengan tangan kirinya.
“Masa sih?”Lipatan di keningku tercetak jelas, kukembalikan ke asal, aku gak mau kulitku berkerut.Aku memandang Mama beberapa detik, Mama mengangkat bahu.Aku balik melirik Ali, masih tersenyum.Aku membuka tas dan memeriksa isinya, mulai dari resleting yang besar, sampai resleting kecil, tapi HP-ku gak ada, jangan-jangan ilang.Wajahku sudah panic, sekali lagi aku cari, sekarang Mama ikut membantu.Ali hanya jadi penonton, tetap dengan senyumnya.
“Gak ada, Ma!!”Aku merengek dipelukan mama.Perlu waktu dua bulan Hp itu bisa ku beli dengan uang saku ku sendiri.Mama mengusapkan tangannya ke punggungku, aku makin merengek.
“Kan tadi aku bilang, ada yang ketinggalan gak?”Tiba-tiba Ali ngomong disela aku sesenggukan, Ali memegang HP ku, lalu ia berikan ke tanganku.Aku berhenti menangis.
“Lho kok?”Sumpah, disitu muka ku terlihat kikuk dan bingung, kok HP ku ada ditangan Ali?MAsa Ali yang nyuri HP aku?Emang die kekurangan duit?Ali masih tersenyum.
“Ya bisa lah,”Ali sekali lagi mencubit pipiku, tapi sekarang yang sebelah kanan.Aku tak melawan, masih bingung.”HP kamu tadi di taroh di kursi halte kan?”
“Oh iya!!!Aku lupa”Satu tanganku melandas di kening, JEPLAK!!!!Bego!!!!”Makasih ya Li!!!”Aku melepaskan pelukan Mama, lalu ku peluk tubuh Ali yang wangi, dan selalu wangi.Aku gak tau, apakah ini trik Ali untuk mendapatkan perhatianku, atau memang dia tulus ngelakuin ini, aku gak mau memikirkan itu sekarang.Yang aku pikirkan, Ali telah menyelamatkan HP ku,hehehehe.Aku masih memeluk Ali, Ali menerima dengan senang hati(Ya iyalah!!!).
0 coments:
Posting Komentar
Di tunggu Pak, Bu, Mas, Mbak, Dek, Kak, buat coment'a, , ,